15 Alasan Serangan AS ke Iran Menurut Pengamat - Bali Hebat

Post Top Ad

15 Alasan Serangan AS ke Iran Menurut Pengamat

15 Alasan Serangan AS ke Iran Menurut Pengamat

Share This


15 Alasan Serangan AS ke Iran Menurut Pengamat

Pertama, serangan Amerika Serikat ke sejumlah fasilitas nuklir Iran, sebagaimana diakui oleh Donald Trump, bertujuan untuk menghancurkan kemampuan nuklir Iran. Dalam pernyataannya, Washington bahkan meminta Tehran agar tidak melakukan serangan balasan, ini merupakan alasan resmi sebagaimana diumumkan media massa. 

Kedua; menurut Iran, tindakan menyerang fasilitas nuklir tersebut dipandang sebagai upaya merendahkan kedaulatan negara mereka. Hal ini dinilai bertentangan dengan piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk imbauan agar Iran tidak membalas, yang seharusnya setiap negara memiliki hak membela diri jika diserang.

Ketiga, beberapa pengamat menyebut bahwa serangan Amerika Serikat ke Iran juga dimaksudkan untuk menegaskan kembali bahwa hanya Israel yang boleh menjadi kekuatan dominan di kawasan Timur Tengah. Hal ini dianggap sebagai penguatan posisi geopolitik Israel di kawasan.

Keempat, masih berkaitan dengan hal tersebut, serangan Israel ke Iran juga dipandang sebagai peringatan dari Tel Aviv kepada Tehran yang selama ini dinilai terlalu vokal mengkritik aksi-aksi militer Israel di Gaza, yang menurut beberapa lembaga HAM merupakan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.

Kelima; selain itu, ada dugaan kuat bahwa serangan Amerika Serikat ke Iran merupakan bagian dari upaya untuk melemahkan pengaruh Rusia dan Tiongkok di kawasan, sekaligus menegaskan kembali dominasi Amerika Serikat dalam percaturan geopolitik global.

Keenam, Iran selama ini dinilai sangat menguntungkan bagi Rusia, khususnya dalam kerja sama di bidang pertahanan seperti suplai drone yang digunakan dalam perang Ukraina serta kolaborasi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan proyek strategis lainnya. Serangan ke Iran bertujuan melemahkan Rusia secara ekonomi dan pertahanan.

Ketujuh; di sisi lain, Iran juga menjadi salah satu sumber energi penting bagi Tiongkok serta berfungsi sebagai pasar potensial bagi produk-produk dan investasi Beijing. Ketegangan di Iran diperkirakan akan turut mempersulit ekspansi ekonomi Tiongkok di Timur Tengah dan dunia.

Kedelapan; ada pula analisis yang menyebutkan bahwa serangan ke Iran dimaksudkan Israel untuk melemahkan pemerintahan yang berkuasa di Tehran, dengan tujuan melakukan perubahan rezim dan mendukung kembalinya Reza Pahlavi sebagai pemimpin baru Iran.

Kesembilan; selain itu, serangan tersebut disebut sebagai upaya Israel untuk mengalihkan perhatian dunia internasional dari isu genosida yang dilakukannya di Jalur Gaza. Serangan ke Iran dianggap efektif memecah fokus pemberitaan media dan opini publik global.

Kesepuluh; beberapa pengamat meyakini bahwa agresi militer ini merupakan ‘pekerjaan kotor’ Barat yang dilaksanakan oleh Israel. Bahkan, salah satu pemimpin Jerman secara terbuka menyampaikan pujian terhadap keberanian Israel menjalankan operasi tersebut.

Kesebelas; di kalangan pengamat Amerika Serikat, ada pula anggapan bahwa serangan ini berkaitan dengan meningkatnya dukungan di dalam negeri agar Amerika secara resmi menjadi negara Kristen. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan tren dukungan terhadap gagasan ini belakangan makin kuat.

Keduabelas; serangan ke Iran diperkirakan juga bertujuan menjaga agar kondisi geopolitik di Timur Tengah tetap tegang, sebagaimana pola yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir, dimulai dari penggulingan Saddam Hussein di Irak, Musim Semi Arab di Suriah, hingga destabilisasi di Libya.

Ke-13, ketegangan yang terus berlangsung ini diyakini menjadi bagian dari skenario besar untuk menciptakan kawasan yang rawan konflik, sehingga kekuatan-kekuatan besar dunia dapat terus memainkan pengaruh politik, militer, dan ekonominya secara leluasa.

Ke-14; selain itu, situasi konflik seperti ini juga memberi keuntungan langsung bagi industri pertahanan Barat, di mana setiap ketegangan dan konflik bersenjata mendorong meningkatnya permintaan terhadap persenjataan dan sistem pertahanan.

Ke-15; di sisi lain, ketegangan tersebut dimanfaatkan oleh negara-negara besar untuk mengontrol harga energi global. Ketidakstabilan di Timur Tengah berpotensi mengguncang pasar minyak dunia, yang bisa dimanfaatkan oleh kekuatan besar untuk kepentingan ekonominya.

Iran sendiri tetap menunjukkan sikap waspada, meski hingga kini belum melakukan serangan balasan secara terbuka. Beberapa kelompok sekutu Iran di Irak, Suriah, dan Lebanon sudah mulai meningkatkan tekanan terhadap kepentingan AS di kawasan.

Para pengamat memperingatkan bahwa situasi ini bisa memicu konflik lebih luas di kawasan, yang tidak hanya melibatkan Iran dan AS, tetapi juga sekutu-sekutu mereka, termasuk Rusia dan Tiongkok, yang punya kepentingan langsung di wilayah tersebut.

Beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB telah menyerukan adanya penyelidikan independen terkait serangan ke fasilitas nuklir Iran. Namun, AS dan sekutunya masih berusaha menahan upaya tersebut dengan alasan menjaga stabilitas kawasan.

Iran terus berupaya menggalang dukungan dari Rusia, Tiongkok, serta negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengutuk serangan itu dan menekan Israel dan Amerika di forum internasional.

Di tengah berbagai kepentingan ini, para pengamat sepakat bahwa Timur Tengah kembali menjadi panggung perebutan pengaruh global. Serangan ke Iran bukan sekadar soal nuklir, melainkan bagian dari pertarungan geopolitik dan perebutan dominasi kawasan.

Dibuat oleh AI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages