Bali identik dengan Hindu yang merupakan agama mayoritas warga setempat. Maka tradisi dan ritual Hindu mewarnai suasana di Pulau Dewata itu, dari banjar-banjar (dusun) hingga tingkat provinsi. Namun dalam lingkungan seperti itu, terselip sebuah desa yang kental dengan suasana Islam, yakni di Desa Pegayaman.
Sepintas desa itu serupa saja dengan desa-desa lain di Bali. Beberapa ratus meter dari pintu gerbang, terdapat tulisan besar-besar "Selamat Datang di Desa Pegayaman", di jalan raya menghubungkan Singaraja dan Bedugul, Kabupaten Buleleng, sekitar 80 kilometer di utara Denpasar.
Perbedaan Pegayaman dengan desa lain di Bali tampak jelas saat Idul Fitri 1437 Hijriah pada Rabu 6 Juli 2016. Hal pertama yang dijumpai saat memasuki Pegayaman adalah sekumpulan anak-anak muda di pinggir jalan usai salat di masjid yang tersebar di desa itu.
Sekitar 10 bocah laki-laki dan perempuan langsung mendekat saat kendaraan diparkir di halaman komplek Pesantren Al Iman, di Desa Pegayamanan yang ada di ketinggian dan berhawa sejak itu. (selanjutnya)
Sepintas desa itu serupa saja dengan desa-desa lain di Bali. Beberapa ratus meter dari pintu gerbang, terdapat tulisan besar-besar "Selamat Datang di Desa Pegayaman", di jalan raya menghubungkan Singaraja dan Bedugul, Kabupaten Buleleng, sekitar 80 kilometer di utara Denpasar.
Perbedaan Pegayaman dengan desa lain di Bali tampak jelas saat Idul Fitri 1437 Hijriah pada Rabu 6 Juli 2016. Hal pertama yang dijumpai saat memasuki Pegayaman adalah sekumpulan anak-anak muda di pinggir jalan usai salat di masjid yang tersebar di desa itu.
Sekitar 10 bocah laki-laki dan perempuan langsung mendekat saat kendaraan diparkir di halaman komplek Pesantren Al Iman, di Desa Pegayamanan yang ada di ketinggian dan berhawa sejak itu. (selanjutnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar