ilustrasi |
Melalui kesepakatan tersebut, Lucid Motors yang bermarkas di Lembah Silicon, Amerika Serikat, akan memproduksi mobil listrik Lucid Air secara komersial pada 2020.
Pengumuman ini muncul beberapa minggu setelah Elon Musk, CEO Tesla Inc, perusahaan multinasional yang memproduksi mobil listrik, mengatakan Saudi akan membantunya mendanai perusahaan itu.
Saham Tesla jatuh 2,2% setelah pengumuman investasi Saudi itu.
Kesepakatan itu menunjukkan tekad Saudi untuk membangun perekonomian ramah lingkungan, tujuan yang ditetapkan dalam Visi 2030 untuk mendiversifikasi kerajaan dari ketergantungan pada minyak.
"Dengan menanamkan modal untuk pasar kendaraan listrik yang berkembang cepat, PIF akan dapat melihat peluang jangka panjang, mendukung inovasi dan pengembangan teknologi serta mendorong pendapatan dari diversifikasi untuk kerajaan Arab Saudi," kata juru bicara PIF.
Setelah anjloknya harga minyak pada pertengahan tahun 2014, defisit anggaran eksportir minyak mentah terbesar dunia ini semakin besar dan mencapai lebih dari US$260 miliar dan meminjam lebih dari US$100 miliar untuk menutupi kekurangan itu.
Tetapi bank sentral masih memiliki cadangan sebesar US$500 miliar, setelah harga minyak sempat membaik sejenak.
Lucid Motors didirikan pada 2007 dengan nama Atieva oleh Bernard Tse, mantan wakil presiden Tesla dan Sam Weng, mantan petinggi Oracle Corp dan Redback Networks.
Dana investasi ini akan digunakan oleh Lucid untuk menyelesaikan pengembangan dan uji coba Lucid Air dan mendirikan pabrik di Arizona untuk memproduksi mobil listrik.
PIF sendiri telah menyatakan komitmen untuk proyek ramah lingkungan lain termasuk menanamkan modal sebesar US$445 miliar untuk perusahaan Jepang, Softbank Group. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar